Wednesday, April 18, 2018

Makalah Administrasi Pendidikan : ORGANISASI PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Organisasi merupakan suatu wadah untuk menampung inspirasi-inspirasi dari berbagai individu. Dan dalam organisasi ini juga terdapat berbagai macam karakteristik yang mempunyai tujuan yang sama. Organisasi ini bisa terbentuk karena adanya kesamaan latar belakang dan kesamaan dalam mencapai tujuan. Dalam pengertian yang lain organisasi dikatakan sebagai suatu unit satuan sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan yang sama. Dalam suatu organisasi juga untuk mempermudah pemahaman kepada setiap individu maka diadakan kajian pembelajaran perilaku organisasi. Kajian ini memudahkan kita dalam menentukan langkah kerja yang akan diambil dan juga dalam menentukan sebuah perencanaan.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat kepala sekolah, guru-guru, pegawai tata usaha, dsb. Memerlukan adanya organisasi yang baik agar jalannya sekolah itu lancar menuju kepada tujuannya. Faktor lain yang menyebabkan perlunya organisasi pendidikan antara lain untuk menjalankan roda kependidikan sehingga semua SDM dapat bertanggung jawab serta menjalankan tugasnya masing-masing.
Dengan adanya pengorganisasian pendidikan yang baik dimaksudkan agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat merata kepada semua orang sesuai dengan fungsinya masing-masing. Tiap orang mengerti tugas dan menyadari tugasnya dan terpatnya didalam struktur pengorganisasian tersebut. Dengan demikian dapat dihindari pula adanya tindakan yang sewenang-wenang atau otoriter dari pihak pemimpin pendidikan, sehingga dapat menciptakan roda pendidikan secara teratur.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud organisasi pendidikan?
2.      Apa saja prinsip-prinsip organisasi pendidikan?
3.      Apa saja jenis-jenis organisasi?
4.      Apa saja bentuk organisasi?
5.      Apa yang dimaksud struktur organisasi?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui  pengetrian organisasi pendidikan.
2.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip organisasi pendidikan.
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis organisasi pendidikan.
4.      Untuk mengetahui apa saja bentuk organisasi pendidikan.
6.      Untuk mengetahui pengertian struktur organisasi pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian organisasi
Organisasi adalah suatu unit satuan sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama. Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan oleh para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut.
1.      Chester I Barnard (1938) dalam bukunya “The Executive Functions” organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih.
2.      James De Mooney, organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
3.      Dimock, organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/ berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat mengenai kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Organisasi mempunyai istilah dapat diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, dan bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dalam sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi pendidikan membawa maksud satu gabungan atau kesatuan yang mempuanyai objektif mentadbir, mengajar dan belajar. Tugas mentadbir di sebuah sekolah diserahkan kepada guru besar dengan dibantu oleh penolong-penolong kanan, guru-guru kanan mata pelajaran dan juga pekerja-pekerja perkeranian. Manakala tugas mengajar dipikul oleh guru-guru di sekolah tersebut. Murud-murid pula mempunyai peranan belajar dan menerima tunjuk ajar dari guru-guru. Gabungan komponen-komponen inilah yang menjadikan sekolah itu sebagai sebuah organisasi pendidikan.
Amita Etzioni (1987: 4) mengemukakan ciri organisasi sebagai berikut :
1.      Adanya pembagian tugas pekerjaan, kekuasaan tanggung jawab dan pengaturan komunikasi dalam mencapi tujuan.
2.      Pengendalian dan pengarahan usaha mencapai tujuan dari pusat kekuasaan yang telah ditetapkan.
3.      Penggantian tenaga/ personel untuk lebih meningkatnya usahanya, juga ditandai oleh :
a.       Service provider yaitu pelayanan profesional yang diberikan oleh orang-orang yang ada di dalamnya.
b.      Efisiensi, baik berupa uang, waktu maupun fasilitas yang digunakan karena keterbatasan sumber daya.
c.       Pertanggungjawaban kepada stakeholder, yang berupa akuntabilitas organisasi dalam hal jumlah, mutu, efesiensi, kinerja atau produktifitas yang telah dicapai.
d.      Memanfaatkan produk teknologi tinggi baik dalam mengolah informasi maupun dalam mengolah input menjadi output.
e.       Interdependen dan hidup saling menguntungkan dengan lingkungannya, sehingga mampu bertahan lama karena dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

B.     Prinsip-prinsip organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukakan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya “Organization of Canadian Goverment Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :
1.      Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempuyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain-lain.
2.      Prinsip skala hirarkhi
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3.      Prinsip kesatuan perintah
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
4.      Prinsip pendelegasian wewenang
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi wewenang dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5.      Prinsip pertanggung jawaban
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.


6.      Prinsip pembagian pekerjaan
Suatu organisasi untuk mencapai tujuannya, melakukan aktifitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggung jawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.
7.      Prinsip rentang pengendalian
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kenas ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8.      Prinsip fungsional
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9.       Prinsip pemisahan
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
10.  Prinsip keseimbangan
Keseimbangan antara struktur organsasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktifitas/kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang sifatnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.

11.  Prinsip fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal faktor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external faktor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12.  Prinsip kepemimpinan
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktifitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakkan oleh pemimpin organisasi tersebut.
C.     Jenis-jenis organisasi
Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut.
1.      Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan
a.       Bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang.
b.      Bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab dipukul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.
2.      Berdasarkan lalu lintas kekuasaan
Bentuk organisasi ini meliputi :
a.       Organisasi lini atau bentuk lurus, kakuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi.
b.      Bentuk lini dan staf, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi.
c.       Bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam funfsi-fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.
3.      Berdasarkan sifat hubungan personal
a.       Organisasi formal, adalah Organisasi yang diatur secara resmi, seperti : Organisasi pemerintahan, Organisasi yang berbadan hukum.
b.      Organisasi informal, adalah Organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara lain kesamaan minat atau hoby, dll.
4.      Berdasarkan tujuan
a.       Organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau ‘profit oriented’.
b.      Organisasi sosial atau ‘non profit oriented’.
5.      Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat
a.       Organisasi pendidikan.
b.      Organisasi kesehatan.
c.       Organisasi pertanian, dan lain-lain.
6.      Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani
a.       Organisasi produksi, misalnya Organisasi produk makanan.
b.      Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik.
c.       Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja.
d.      Organisasi pemelihara, misalnya Organisasi peduli lingkungan, dan lain-lain.
7.      Berdasarkan pihak yang memakai manfaat
Organisasi ini meliputi :
a.       Mutual benefit Organization, yaitu Organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya.
b.      Service Organization, yaitu Organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank.
c.       Business Organization, yaitu Organisasi yang bergerak dalam dunia usaha.
d.      Commonweaith Organization, adalah Organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh masyarakat umum.
D.    Bentuk organisasi
Ada tiga macam organisasi, yaitu bentuk organisasi jalur, bentuk organisasi lini dan staf (line organization) dan bentuk organisasi fungsional.
Bentuk organisasi jalur adalah bentuk yang menunjukan adanya garis komando central dari atasan kepada bawahan seperti pada garis komando tentara. Dimana bawahan harus menyampaikan pertanggung jawaban sesuai garis komando yang telah ditetapkan. Setiap pimpinan memberi perintah kepada bawahannya masing-masing sesuai dengan jalurnya. Atau setiap bawahan harus bertanggung jawab langsung kepada atasan yang memberi komando.
Bentuk organisasi garis dan staf (line organization) adalah bentuk organisasi dimana puncak pimpinan mempunyai staf sebagai pemandu yang tidak memiliki kewenangan memberi komando. Staf tidak memiliki bawahan. Jika staf akan memberi perintah kepada bawahan harus melalui puncak pimpinannya. Pada bentuk organisasi lini dan staf, puncak pimpinanlah yang membuat keputusan yang kemudian akan langsung memberi perintah kepada bawahannya, serta meminta pertanggung jawaban dari perintah yang diberikan tersebut.
Bentuk organisasi fungsional adalah organisasi yang mendasarkan kepada keahlian. Sebagian wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan kepada satuan organisasi yang ada dibawahnya sesuai dengan fungsinya sebagai staf. Staf ini mempunyai kewenangan untuk memberi perintah kepada bawahannya sebagai pelaksana, sesuai dengan fungsi/keahliannya.
E.     Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasi (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Empat elemen dalam stuktur organisasi yaitu :
1.      Adanya spesialisasi kegiatan kerja.
2.      Adanya standarisasi kegiatan kerja.
3.      Adanya koordinasi kegiatan kerja.
4.      Besaran seluruh organisasi.
Organisasi dan manajemen pendidikan diatur dalam undang-undang sistem pendidikan nasional. Undang-undang ini bersifat mengikat dalam mewujudkan tekad bangsa mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang diinginkan dalam pembukaan undang-undang dasar 1945.
Sesuai dengan otonomi daerah pada tingkat propinsi, kabupaten dan kota,  masing-masing mempunyai kewenangan dalam mengelola dan mengorganisasi pendidikan di daerahnya masing-masing. Sekarang pada tingkat propinsi, kabupaten dan kota, pendidikan berada di satu tangan, yaitu berada langsung dibawah gubernur, bupati atau walikota. Pada masa sentralisasi pendidikan berada dibawah kanwil tingkat propinsi, kandep kabupaten kotamadya. Untuk pendidikan dasar ditangani oleh dua instansi yaitu departemen DIKBUT dan dinas P&K. Sekarang tidak terjadi dualism dalam penanganannya. Sekarang setelah bergulir era otonomi daerah pendidikan berada dibawah dinas pendidikan tingkat propinsi, dinas pendidikan tingkat kabupaten dan dinas pendidikan tingkat kota.
Setelah mengetahui struktur organisasi di tigkat pusat maka karena adanya otonomi daerah maka sekolah pun mengalami pembuatan sendiri struktur organisasi. Organisasi sekolah mempunyai perbedaan dalam melakukan struktur organisasi, perbedaan tersebut terlihat dari adanya beberapa faktor. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan-perbedaan tersebut dalam susunan organisasi sekolah antara lain :
1.      Besar kecilnya sekolah
Ada sekolah yang mempunyai banyak murid, banyak guru, dan banyak pula ruangan belajarnya, tetapi ada pula yang sebaliknya. Ada sekolah yang banyak murid-muridnya, tetapi tidak cukup guru-gurunya, tidak cukup ruangan belajarnya, dan sebagainya.
2.      Letak sekolah
Sekolah yang berrada di kota besar berlainan dengan sekolah di kota kecil, di kota kecamatan, di pinggir pantai, dan sebagainya. Letak sekolah atau lingkungan sekolah menentukan tokoh-tokoh masyarakat siapakah yang perlu diikutsertakan di dalam membangun dan membina sekolah itu.
3.      Jenis dan tingkatan sekolah
Sekolah kejuruan berbeda dengan sekolah umum, sekolah dasar tidak sama dengan SLTP/SLTA, dan berbeda pula dengan perguruan tinggi, dst. Tujuan khusus tiap-tiap sekolah yang tidak sejenis ini tidak sama.
Meskipun sekolah-sekolah pada umumnya mempunyai keperluan dan kebutuhan yang banyak persamaannya.dilihat dari perbedaannya di dalam ketiga faktor tersebut, banyak pula perbedaan-perbedaan dalam keadaan dan kebutuhannya. ini semua dapat mempengaruhi adanya perbedaan di dalam susunan organisasi sekolah yang diperlukan.
Kepala sekolah bertugas memimpin dan mengkoordinasikan semua pelaksanaan rencana kerja harian, mingguan, bulanan catur wulan dan tahunan. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan pejabat-pejabat resmi setempat dalam usaha pembinaan sekolah.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum bertugas membuat perencanaan dan mengkoordinasikan pembagian tugas guru-guru pecatur wulan, merekap daya serap dan target pencapaian kurikulum per catur wulan dan per tahun pelajaran, serta segala kegiatan yang berhubungan dengan urusan kurikulum dan pengajaran bidang intra-kurikuler.
Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan bertugas membuat perencanaan penerimaan siswa baru kelas I, mutasi siwa kelas II dan III dan pendaftaran ulang siswa. Membina dan membimbing OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan mengkoordinasikan semua yang berkaitan dengan kegiatan siswa di bidang extra-kurikuler.
Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengkoordinasikan segala kegiatan dengan pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang-barang inventaris/non inventaris baik fisik maupun non-fisik milik sekolah.
Kepala Tata Usaha, bertugas mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan administrasi sekolah, meliputi penyusunan program tahunan, kepegawaian, keuangan, pelaporan, inventaris dan kesiswaan.

BAB III
KESIMPULAN
A.    KESIMPULAN
Organisasi adalah suatu unit satuan sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama. Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani berarti alat.
Organisasi mempunyai istilah dapat diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, dan bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif.
Organisasi pendidikan membawa maksud satu gabungan atau kesatuan yang mempuanyai objektif mentadbir, mengajar dan belajar. Tugas mentadbir di sebuah sekolah diserahkan kepada guru besar dengan dibantu oleh penolong-penolong kanan, guru-guru kanan mata pelajaran dan juga pekerja-pekerja perkeranian. Manakala tugas mengajar dipikul oleh guru-guru di sekolah tersebut. Murud-murid pula mempunyai peranan belajar dan menerima tunjuk ajar dari guru-guru. Gabungan komponen-komponen inilah yang menjadikan sekolah itu sebagai sebuah organisasi pendidikan.
B.     SARAN
Dari makalah yang penulis sampaikan kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, serta arahan dan bimbingan dari semua pihak, terutama dosen pembimbing. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi para pembaca, khusussnya bagi kami selaku penulis.

DAFTAR PUSTAKA
Prihatin eka, teori administrasi pendidikan, 2011 (alfabeta : bandung)

No comments:

Post a Comment

DISCOURSE ANALYSIS : LEXICAL COHESION