Wednesday, April 18, 2018

Makalah IAD-ISDB : Manusia dan Lingkungan Sosial


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang selalu membutuhkan orang lain, dan tidak ada manusia yang berdiri sendiri tanpa peran orang lain. Seperti pada saat seseorang lahir pasti seseorang itu membutuhkan peran orang lain dalam hal ini bisa dokter atau bidan agar sang anak dan ibu bisa selamat. Oleh karena itu, manusia diharuskan dirinya untuk bisa atau pandai berinteraksi dengan yang lain. Dan mau tidak mau manusia harus berinteraksi karena manusia adalah makhluk sosial.
Berinteraksi adalah suatu hal yang sangat penting dan mutlak diperlukan. Berinteraksi bisa dengan siapa saja, baik orang tua, keluarga, teman sebaya, tetangga, dll. Namun pada kenyataannya seseorang biasanya lebih dekat pada temannya yang sebaya dibanding dengan yang lain. Ada beberapa hal seseorang bisa menganggap seseorang menjadi teman. Maka dari itu kami menyampaikan materi ini untuk mengetahui bagaimana cara hidup bermasyarakat yang sebenarnya. Tidak meninggalkan budaya dan mengikuti prosedur yang ada yakni hukum yang berlaku dan susunan yang telah ditetapkan.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang di maksud keluarga dan kelompok pertemanan ?
2.      Bagaimana hubungan keluarga dan kelompok pertemanan ?
3.      Apa fungsi keluarga ?
4.      Apa yang di maksud masyarakat dan kelompok sosial ?
5.      Apa peran masyarakat dalam lingkungan sosial ?


C.     Tujuan
Tujuan Dengan adanya makalah ini, semoga tercapai beberapa tujuan di bawah ini :
1.      Mengetahui apa yang di maksud keluarga dan kelompok pertemanan.
2.      Mengetahui bagaimana hubungan keluarga dan kelompok pertemanan.
3.      Mengetahui apa fungsi keluarga.
4.      Mengetahui apa yang di maksud masyarakat dan kelompok sosial.
5.      Mengetahui apa peran masyarakat dalam lingkungan sosial.
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Keluarga dan kelompok pertemanan
Menurut Am Rose keluarga bisa diartikan sebagai sebuah kelompok untuk dua orang atau lebih yang bertempat tinggal bersama dimana terjadi hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Sebagaimana dikutip oleh ST. Vembriarto mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang dijadikan interaksi orang-orang yang saling menerima satu dengan yang lain berdasarkan asal-usul, perkawinan, atau adopsi.
Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kelompok sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan atau adopsi.[1]
Kelompok pertemanan yang biasa disebut sahabat adalah seseorang yng terasa dekat sekali dengannya mungkin adalah anak tetangga, teman satu kelas, anak kerabat, dan seterusnya. Persahabatan itu adakalanya diteruskan hingga pada usia remaja. Lazimnya sahabat tersebut terdiri dari tidak lebih dari tiga orang yang sejenis. Sahabat memang diperlukan sebagai penyaluran berbagai aspirasi yang memperkuat unsur-unsur kepribadian yang diperoleh dari rumah.[2]
B.     Hubungan dalam keluarga dan kelompok pertemanan
Pengaruh orang tua terhadap hubungan pertemanan pada masa muda tidak terbatas pada masa anak-anak saja, namun berlanjut hingga masa remaja mereka. Hubungan remaja dengan orang tua mereka dapat mempengaruhi hubungan mereka dengan teman-temannya. Dalam suatu studi, remaja putri yang mendapatkan perlakuan secara demokratis oleh ibunya akan lebih akrab dengan teman-temannya dari pada yang tidak mendapatkan perlakuan demokratis. Intimasi baik pada remaja putri maupun remaja putra dengan teman-temannya berkaitan dengan bagaimana persepsi terhadap kohesi yang ada dalam hubungan keluarganya. Para peneliti menyatakan bahwa hubungan dengan keluarga berkorelasi positif dengan kualitas hubungan persahabatan.
Menurut teori attachment, seseorang akan menginternalisasikan penerimaan dan respon dari orangtuanya terhadap hubungannya dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai pengalaman dalam hubungan dengan orangtua akan mempengaruhi tipe hubungan yang akan ia miliki dengan teman atau sahabatnya. Sebagai contoh, seseorang yang orangtuanya memberikan rasa aman, kehangatan dan kepercayaan akan memberikan kualitas yang sama dalam berhubungan dengan sahabatnya.
Remaja putri yang mendapatkan pengalaman akan perasaan tersingkirkan (exclusion) dan terasingkan (isolation) dalam keluarga cenderung sulit untuk mempertahankan hubungan dekat. Penelitian telah membuktikan bahwa baik anak-anak atau pun remaja yang melihat konflik yang terjadi pada kedua orangtuanya berkaitan dengan ketidakmampuan mereka dalam berhubungan dengan orang lain. Remaja yang berasal dari keluarga yang mampu berkomunikasi secara terbuka, saling menghormati, dan mempunyai hubungan yang akrab dapat dengan mudah dalam membentuk suatu hubungan dekat dengan sahabatnya.
Keluarga yang tidak berfungsi secara efektif dapat membuat remaja terlibat dengan orang-orang yang antisosial. Penelitian longitudinal menunjukkan bahwa remaja yang antisosial berasal dari keluarga yang tidak perhatian dan tidak merespon terhadap perilakunya. Kualitas persahabatan yang tinggi pada seseorang yang bergabung dalam kelompok orang-orang yang berlaku menyimpang akan meningkatkan perilaku menyimpang individu tersebut, sehingga kualitas persahabatan yang dimiliki individu tersebut mengarah pada interaksi yang negatif.


C.     Fungsi keluarga
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu. Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
1.      Fungsi biologis
Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan. Dan paa setiap manusia hakekatnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya melalui perkawinan.

2.      Fungsi pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan seperti gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah, gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan, gangguan bahaya denan berusaha menyediakan senjata pagar tembok dan lain-lain.
Bila dalam keluarga fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik-baiknya maka akan membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat. Sehingga terwujud suatu masyarakat yang terlepas/terhindar dari segala gangguan apapun yang terjadi.
3.      Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi berhubungan dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok, maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.

Sehubungan dengan fungsi ini kaluarga juga berusaha melengkapi kebutuhan jasmani dimana keluarga diwajibkan berusaha agar anggota keluarganya mendapatkan perlengkapan hidup yang bersifat jasmaniah baik yang bersifat umum maupun yang bersifat individual.
4.      Fungsi keagamaan
Fungsi keagamaan yaitu keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5.      Fungsi sosial
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa. Dengan demikian terja di apa yang disebut dengan istilah sosialisasi. Dengan fungsi ini diharapkan agar didalam keluarga selalu terjadi pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan.
D.    Masyarakat dan kelompok sosial
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, antara orang tua dan anak, antara ibu dan ayah, antara kakek dan cucu, antara sesama kaum laki-laki dan kaum wanita, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat.[3]
Kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang saling pengaruh-mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong menolong.
Ada beberapa persyaratan tertentu sehingga suatu himpunan manusia dapat dinamakan kelompok sosial, antara lain :
1.      Adanya kesadaran setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2.      Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
3.      Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama dan lain-lain. Tentunya faktor mempunyai musuh bersama misalnya, dapat pula menjadi faktor pengikat/pemersatu.
4.      Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
5.      Bersistem dan berproses.[4]

E.     Lingkungan sosial kemasyarakatan
Lingkungan sosial adalah tempat dimana berlangsungnya interaksi antara masyarakat dengan lingkungan. Sikap masyarakat terhadap lingkungan sosial dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial yang terkandung dalam masyarakat itu sendiri. Jika nilai sosial tentang lingkungan berubah/terjadi pergeseran, maka sikap masyarakat terhadap lingkungan juga akan berubah/bergeser. Itulah sebabnya masyarakat dan nilai sosial selalu terlihat dinamis dan tidak bisa dipisahkan, terlepas dari baik dan buruknya lingkungan sosial. Lingkungan sosial ini biasanya dibedakan:
1.      Lingkungan Sosial Primer
lingkungan sosial di mana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota lain, anggota satu saling kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain. Contohnuya seperti keluarga.
2.      Lingkungan Sosial Sekunder:
lingkungan sosial yang berhubungan anggota satu dengan anggota lain agak longgar. Contohnya seperti lingkungan sekolah, kantor, pasar, dsb.
lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya,teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam lingkungan spasial tertentu. Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia di muka bumi. Ini berarti bahwa lingkungan sosial budaya sudah ada sejak makhluk manusia atau homo sapiens ini ada atau diciptakan. Lingkungan sosial budaya mengalami perubahan sejalan dengan peningkatan kemampuan adaptasi kultural manusia terhadap lingkungannya.
Manusia lebih mengandalkan kemampuan adaptasi kulturalnya dibandingkan dengan kemampuan adaptasi biologis (fisiologis maupun morfologis) yang dimilikinya seperti organisme lain dalam melakukan interaksi dengan lingkungan hidup. Karena Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, maka yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah lingkungan hidup manusia.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar.

BAB III
PENUTUP
A.    kesimpulan
Dari sekian banyak uraian diatas, maka penulis bisa mengambil kesimpulan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan  perilakunya. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatkan kesejahteraan.

B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin menyarankan kepada pembaca diantaranya sebagai berikut :
a.       Jadikanlah makalah ini sebagai pedoman untuk meningkatkan motivasi belajar yang lebih tinggi lagi.
b.      Khususnya bagi generasi muda adalah calon sarjana, jadi anda harus mempunyai wawasan yang luas dan berintelektual tinggi.
c.       Sebaiknya pembaca lebih banyak mempelajari tentang hakikat dan makna lingkungan bagi manusia, kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan manusia, masalah lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat beradab, serta isu-isu penting tentang persoalan lintas budaya dan  bangsa. Lebih banyak mempelajari maka akan lebih menguasainya. Amin... 
 




[1] Moh padil dan triyo suprayitno, sosiologi pendidikan, (Malang : UIN-Maliki press 2010), hal 116
[2] Soerjono Soekanto, sosiologi-suatu pengantar, (Jakarta : Rajawali pers 1987), hal 395
[3]H. Abu ahmadi, ilmu sosial dasar, (Jakarta : PT. Rineka cipta 2009), hal 97
[4]Soerjono Soekanto, sosiologi-suatu pengantar, (Jakarta : Rajawali pers 1987), hal 101

No comments:

Post a Comment

DISCOURSE ANALYSIS : LEXICAL COHESION