BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ilmu Tajwid
Tajwīd (تجويد) secara harfiah bermakna melakukan sesuatu
dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata
Jawwada (جوّد-يجوّد-تجويدا) dalam bahasa Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti
mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang
dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana
cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci
al-Qur’an maupun bukan.
Sebagian besar ulama mengatakan, bahwa tajwid itu
adalah suatu cabang ilmu yang sangat penting untuk dipelajari sebelum
mempelajari ilmuqira’at alqur’an. Ilmu tajwid adalah pelajaran untuk
memperbaiki bacaanalqur’an. Ilmu iajwid itu diajarkan sesudah pandai membaca
huruf Arab dan telah dapat membaca alqur’an sekedarnya..
Secara bahasa, tajwid berarti al-tahsin atau
membaguskan. Sedangkan menurut istilah yaitu, mengucapkan setiap huruf sesuai
dengan makhrajnya menurut sifat-sifat huruf yang mesti diucapkan, baik
berdasarkan sifat asalnya maupun berdasarkan sifat-sifatnya yang baru.[1]
B. Hukum
Mempelajari Ilmu Tajwid
Mempelajari ilmu tajwid hukumnya adalah fardhu
kifayah, maksud fardhu kifayah disini adalah kewajiban yang harus ditunaikan minimal
dikerjakan oleh satu orang maka lepaslah kewajiban semua orang disuatu tempat.
Walaupun hukum mempelajari tajwid fardhu kifayah tetapi hukumnya membaca Al
qur'an dengan tajwid adalah fardhu 'ain yaitu wajib bagi semua orang islam.
Maksudnya fardhu 'ain disini adalah setiap orang islam wajib membaca Al qur'an
sesuai dengan ketentuan dan kaidah tajwid tetapi tidak harus mengetahui nama
dan hukum tajwidnya secara detil dan mendalam.
Dengan demikian, memakai Ilmu
Tajwid dalam membaca Al-Qur’an hukumnya wajib bagi setiap orang, tidak bisa
diwakili oleh orang lain. Apabila seseorang membaca Al-Qur’an dengan tidak
memakai Tajwid, hukumnya dosa.[2]
C. Pokok
Bahasan Ilmu Tajwid
1. Hukum nun mati dan tanwin
Hukum nun mati dan tanwin adalah salah
satu tajwid
yang terdapat dalam Al-Qur'an. Hukum ini berlaku jika nun mati atau
tanwin bertemu huruf-huruf tertentu.
Hukum
ini terdiri dari 4 jenis, yaitu:
1. Idzhar
Jika nun mati atau tanwin bertemu/menghadap salah satu huruf
izhar yaitu ح,خ,ع,غ,أ,ھ cara membacanya jelas, dan
terang tidak diperbolehkan untuk mendengung.
2. Idgham
Hukum
bacaan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Idgham
Bighunnah
Jika
nun mati atau tanwin bertemu huruf huruf seperti: mim (م), nun (ن) wau (و), dan ya' (ي), maka ia harus dibaca dengan dengung.
Contoh: فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ harus dibaca Fī ʿamadim mumaddadah.
2. Idgham
Bilaghunnah
Jika nun mati atau tanwin bertemu
huruf-huruf seperti ra' (ر) dan
lam (ل), maka ia harus dibaca tanpa dengung.
Contoh: مَنْ لَمْ harus dibaca Mal lam
·
Pengecualian
Jika
nun mati atau tanwin bertemu dengan keenam huruf idgam tersebut tetapi
ditemukan dalam satu kata, seperti بُنْيَانٌ,
اَدُّنْيَا, قِنْوَانٌ,
dan صِنْوَانٌ, maka nun mati atau tanwin tersebut dibaca
jelas.
3.
Iqlab
Hukum
ini terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba' (ب). Dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau
tanwin berubah menjadi bunyi mim.
Contoh: لَيُنۢبَذَنَّ harus dibaca Layumbażanna
4.
Ikhfa' haqiqi
Jika
nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf seperti ta'(ت), tha' (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), fa' (ﻑ), qof (ق), dan kaf (ك),
maka ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan Idgham)
Contoh: نَقْعًا فَوَسَطْنَ
2. Hukum mim
mati
Hukum mim mati adalah salah satu tajwid yang terdapat dalam Al-Qur'an.
Hukum ini berlaku jika mim mati bertemu huruf-huruf tertentu.. Hukum ini
terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1.
Ikhfa' Syafawi (ﺇﺧﻔﺎﺀ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila
mim mati (مْ) bertemu dengan ba (ب), maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir
dan didengungkan.
Contoh:
(فَاحْكُم بَيْنَهُم) (تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ)
(وَكَلْبُهُم
بَاسِطٌ)
2.
Idgham Mimi ( إدغام ميمى)
Apabila
mim sukun(مْ) bertemu dengan mim (م), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap
atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga idgham
mislain atau mutamasilain.
Contoh:
(أَم مَنْ)
(كَمْ مِن
فِئَةٍ
3.
Idzhar Syafawi (ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila
mim mati (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah
selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya dengan jelas di
bibir dan mulut tertutup.
Contoh:
(لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) (تَمْسُونَ)
Hukum mim dan nun tasydid juga disebut sebagai wajibal ghunnah (ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻐﻨﻪ) yang bermakna bahwa
pembaca wajib untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan bagi
kedua-duanya adalah didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan
nun yang memiliki tanda syadda atau bertasydid (ﻡّ dan نّ).
Contoh: ﻣِﻦَ
ﺍﻟْﺠِﻨﱠﺔ ﻭَﺍﻟﻨﱠﺎﺱِ
4.
Hukum alif lam ma'rifah
Alif
lam ma'rifah adalah dua huruf yang ditambah pada pangkal/awal dari kata yang
bermakna nama atau isim .Terdapat dua jenis alif lam ma'rifah
yaitu qamariah dan syamsiah.
1.
Alif lam qamariah
Ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah,
seperti: alif/hamzah(ء), ba' (ب), jim (ج), ha' (ح), kha' (خ), 'ain (ع), ghain (غ), fa'
(ف), qaf (ق), kaf (ك), mim (م), wau (و), ha' (ﮬ) dan
ya' (ي). Hukum alif lam qamariah diambil dari
bahasa arab yaitu al-qamar (ﺍﻟﻘﻤﺮ)
yang artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini adalah
dibacakan secara jelas tanpa meleburkan bacaannya.
2.
Alif lam syamsiah
Ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah
seperti: ta' (ت), tha' (ث), dal (د), dzal (ذ), ra' (ر), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), lam (ل) dan nun (ن). Nama asy-syamsiah diambil dari bahasa Arab (ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﻪ) yang artinya adalah matahari.
Maka dari itu, cara membaca alif lam ini tidak dibacakan melainkan dileburkan
kepada huruf setelahnya.
5.
Hukum idgham
Idgham (ﺇﺩﻏﺎﻡ)
adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke
dalam huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan
cara meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya. Terdapat tiga jenis
idgham:
1. Idgham
mutamathilain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ - yang serupa) ialah
pertemuan antara dua huruf yang sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya)
dal bertemu dal dan sebagainya. Hukum adalah wajib diidghamkan. Contoh: ﻗَﺪ ﺩَﺨَﻠُﻮاْ.
2. Idgham
mutaqaribain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ - yang hampir) ialah
pertemuan dua huruf yang sifat dan makhrajnya hampir sama, seperti ba' bertemu
mim, qaf bertemu kaf dan tha' bertemu dzal. Contoh: ﻧَﺨْﻠُﻘڪُﻢْ
3. Idgham
mutajanisain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ - yang sejenis) ialah
pertemuan antara dua huruf yang sama makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya
seperti ta' dan tha, lam dan ra' serta dzal dan zha. Contoh: ﻗُﻞ ﺭَﺏﱢ
6. Hukum mad
Mad
berarti melanjutkan atau melebihkan. Dari segi istilah ulama tajwid dan ahli
bacaan, mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah
satu dari huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far'i.
Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya' dan huruf tersebut haruslah
berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad diukur dengan
menggunakan harakat.1 alif = 2 harkat, 2 alif = 4 harkat, 2
½ = 5 harkat, 3 alif = 6 harkat.Harkat = bunyi ketukan. Huruf mad ada 3 (tiga), yaitu :
1.
Alif dan
huruf sebelumnya berbaris fathah
Contoh : قَالُوْ
2.
Wawu mati
dan huruf sebelumnya berbaris dhommah.
Contoh: قُوْلُوْا
3.
Ya mati dan
huruf sebelumnya berbaris kasrah.
Contoh: قِيْلاَ[3]
o macam macam mad
1.
Mad Asli
Mad asli adalah Memanjangkan bacaan karena ada huruf mad dan tidak ada sebab yang mengubah
keasliannya. Cara Membaca
mad asli panjangnya 1 alif atau 2 harakat. Nama lain dari mad asli adalah mad
tabi’i
Contoh : قَالُوْا,
قِيْلاَ ,
قُوْلُوْا
2. Mad Far’i
Mad far’i ialah mad yang panjangnya
lebih dari pada mad tabi’i dengan adanya beberapa sebab, yaitu bila di
hadapannya terdapat huruf hamzah yang
berbaris hidup, atau huruf lainnya yang berbaris sukun (mati) atau huruf
sesudahnya itu bertasydid. Mad far’i terbagi menjadi 13 macam, yaitu :
1.
Mad Wajib
Muttasil
Mad wajib
muttasil yaitu apabila mad asli diikuti oleh huruf hamzah, dalam satu kata.
Qadar (Ukuran) madnya dua setengah alif atau lima harakat.
Contoh : مَآءٍ مِنْ ,
خَيْرُالنِّسَآءِ ,
نَآئِمُوْنَ وَهُمْ
2.
Mad Ja’iz
Munfasil
Ja’iz artinya boleh. Munfasil artinya terpisah. Mad ja’iz munfasil ialah apabila mad asli bertemu dengan huruf hamzah pada
dua kata. Huruf mad pada akhir kata yang pertama dan hamzah pada kata kedua
yang menyambutnya. Hamzah tersebut berada awal kata yang kedua. Hukum atau cara membacanya ada tiga macam, yaitu :
o Ketika cepat, yaitu satu alif atau dua harakat.
o Ketika sederhana, yaitu dua alif atau empatharakat.
o Ketika bertajwid betul, yaitu dua setengah alif atau lima harakat
contoh : اَمَنُوْا قُوْاأَنْفُسَكُمْ يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَ
3.
Mad Arid
Lissukun
Arid artinya baru. Lissukun artinya karena sukun (mati). Mad Arid lissukun ialah mad asli yang diiringi huruf hidup dalam satu kalimat, tetapi dibaca mati karena di waqafkan.. Hukum atau cara membacanya ada tiga macam,yaitu :
o Tul (panjang) yaitu 3 alif atau 6 harakat.
o Tawassut (sedang) yaitu 2 alif atau 4 harakat.
o Qasar (pendek) yaitu 1 alif atau 2 harakat.
Keterangan :
Bila tidak di waqafkan tetap mad
asli atau mad tabi’i.
Contoh : تَعْلَمُوْنَ ,
يَنْظُرُوْنَ
4.
Mad Layyin atau Mad Lin
Lin artinya lunak. Mad Lin ialah wau mati atau ya mati sesedah huruf berbaris fathah serta
diiringi sebuah huruf hidup. Mad Lin ini terjadi bila dihentikan. Jika tidak dihentikan,Tidak jadi mad
lin atu tidak ada mad.
Membunyikan wau atau ya ketika
matinya seperti itu tidak boleh di keraskan dengan menekan suara padanya, tapi
hendaknya dengan dilunakan begitu rupa sesuai dengan namanya yaitu lunak Hukum atau cara membacanya :
·
Boleh 1 alif
atau 2 harakat
·
Boleh 2 alif
atau 4 harakat
·
Boleh 3 alif
atau 6 harakat
contoh : مِنَ الْخَوْفِ ,
مِنَ الْقَوْمِ ,رَأْيَ الْعَيْنِ
5.
Mad Badal
Badal artinya ganti. Mad badal ialah terhimpunanya huruf mad beserta hamzah
dalam satu suku kata. Hukum atau cara membacanya yaitu:
·
1 alif atau
2 harakat
Contoh : آَدَمُ , آَمَنُوْا ,
اِيْمَانًا
6.
Mad farq
Farq artinya beda. Mad farq ialah mad badal yang diiringi oleh huruf yang bertasydid.
Dinamakan mad farq karena untuk membedakan bahwa hamzah tersebut adalah hamzah
untuk bertanya (Apakah). hukum atau cara membacanya ialah : 3 alif atau 6 harakat
Contoh : الْبَيْتَالْحَرَامْ وَلاَآمِّيْنَ
7.
Mad Lazim
Mukhaffaf Kilmi/Kalimi
Lazim artinya harus. Mukhaffaf
artinya diringankan. Kilmi artinya kata. Jadi, mad lazim mukhaffaf
kalimi ialah adanya huruf mad yang diiringi atau disambut oleh huruf mati. Hukum atau cara membacanya ialah : 3 alif atau 6 harakat.
Contoh : آلآنَ
8.
Mad Lazim
Musaqqal Kilmi
Musaqqal artinya diberatkan. Mad lazim musaqqal kalimi ialah apabila ada
mad tabi’i bertemu dengan huruf bertasydid dalam satu kata. Hukum atau Cara membacanya ialah : 3 alif atau 6 harakat.
Contoh : وَلاَالضَّآلِّيْنَ ,
اَلصَّآخَّهْ ,
اَلطَّآمَّهْ
9.
Mad Lazim
Mukhaffaf Harfi
Mad Lazim mukhaffaf harfi ialah mad (panjang) dengan satu alif atau dua
harakat ketika membaca huruf Ha, Ya, Tho, Hamzah, Ra. Yang terdapat pada awal
surah-surah Al-Qur’an tertentu.
Contoh : ح : حم dibaca: hämïm
ي : يس dibaca: yäsïn
ط : طه dibaca: thöhä
ه : طه dibaca: thöhä
ر : الر dibaca: alif lämrö
10. Mad Lazim
Musaqqal Harfi
Mad lazim musaqqal harfi ialah mad (panjang) dengan tiga atau enam harakat. Cara membaca mad lazim musaqqal harfi, yaitu membaca huruf yang diberi
tanda tiga alif atau enam harakat. Kemudian apabila ada tanda syaddah, maka membaca mad lazim musaqqal harfi
harus di idghomkan kepada huruf yang berada dihadapanya. Disini yang di idghomkan ialah huruf lam kepada mim dan huruf sin kepada
mim.
Contoh :
11.
Mad Silah
Silah artinya bergabung . Mad silah ialah mad yang berlaku pada ha dhamir
(kata ganti). Khususnya pada hu dan hi yang artinya “dia” . Letaknya selalu di
akhir kalimat. Mad silah terbagi menjadi 2
macam, yaitu :
·
Mad silah
qasirah
Artinya mad silah yang pendek. Yang di maksud adalah mad yang terjadi sesudah bersambungnya “ha dhamir”
dengan huruf hidup. Hukum atau cara membacanya ialah : 1 alif dan 2 harakat
Contoh : اِنَّهُ كَانَ ,
مَافىِالسَّمَوَاتِ وَلَهُ
·
Mad silah
tawilah
Artinya mad silah yang panjang. Yang dimakasud adalah mad yang terjadi jika “ha dhamir” terdapat huruf
Hamzah yang hidup. Hukum atau
cara membacanya ialah : 2 sampai 5 harakat.
Contoh : اِلاَّبِإِذْنِهِ عِنْدَهُ ,اِلاَّ بِمَاشَآءَ
12.
Mad Iwad
Iwad artinya ganti.Mad iwad ialah apabila Fathatain pada bacaan waqaf
(bacaan berhenti) di akhir kalimat. Hukum atau cara membacanya adalah 1 alif atau 2 harakat. Kecuali ta
marbutah yang berbaris fathatain, bila dihentikan tidak jadi mad iwad, akan
tetapi menjadi “HA”.
Contoh : لِبَاسَا , عِوَاجَا
13.
Mad Tamkin
Tamkin artinya penetapan. Mad tamkin ialah mad yang terdiri dari 2 huruf
“ya” yang bertemu dalam satu kalimat, sedangkan yang pertama berbaris kasrah
dan bertasydid , dan yang kedua mati(sukun).
7. Hukum ra'
hukum
ra' adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra' dalam bacaan. Terdapat tiga
cara yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan
ditipiskan. Bacaan ra' harus dikasarkan apabila:
Contoh: ﺭَﺑﱢﻨَﺎ
·
Setiap
ra' yang berbaris mati atau berharakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas
atau fathah.
Contoh: ﻭَﺍﻻَﺭْﺽ
·
Ra'
berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ٱﺭْﺟِﻌُﻮْﺍ
·
Ra'
berbaris mati dan sebelumnya huruf yang berbaris bawah atau kasrah tetapi ra'
tadi berjumpa dengan huruf isti'la'.
Contoh: ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ
Bacaan
ra' yang ditipiskan adalah apabila:
·
Setiap
ra' yang berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ﺭِﺟَﺎﻝٌ
·
Setiap
ra' yang sebelumnya terdapat mad lain
Contoh: ﺧَﻴْﺮٌ
·
Ra'
mati yang sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak
berjumpa dengan huruf isti'la'.
Contoh: ﻓِﺮْﻋَﻮﻦَ
Bacaan
ra' yang harus dikasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra' yang
berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan
salah satu huruf isti'la'.
Contoh:
ﻓِﺮْﻕ
8. Isti'la' (ﺍﺳﺘﻌﻼ ﺀ): terdapat tujuh huruf yaitu kha (خ), ghain (غ),
shad (ص), dhad (ض), tha (ط), qaf (ق), dan zha (ظ).
9. Qalqalah
Qalqalah (ﻗﻠﻘﻠﻪ)
adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau
memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (ق), tha (ط), ba' (ب), jim (ج), dan dal (د).
Qalqalah terbagi menjadi dua jenis:
·
Qalqalah
kecil yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan
baris matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.
Contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ
·
Qalqalah
besar yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena
waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan
diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.
Contoh: ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ, ﻋَﻟَﻖٍ
10. Waqaf (وقف)
Waqaf
dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah
tajwid ialah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir
perkataan untuk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan.
Terdapat empat jenis waqaf yaitu:
1.
ﺗﺂﻡّ
(taamm) - waqaf sempurna - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu
bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau
bacaan, dan tidak memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki
kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya;
2.
ﻒﺎﻛ
(kaaf) - waqaf memadai - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan
secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat
tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya;
3.
ﻦﺴﺣ
(Hasan) - waqaf baik - yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi
makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan
sesudahnya;
4.
ﺢﻴﺒﻗ (Qabiih) - waqaf buruk - yaitu mewaqafkan atau
memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di
tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena bacaan yang diwaqafkan
masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain.
Tanda-tanda waqaf :
1. Tanda mim ( مـ ) disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir
kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf
terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat
sesudahnya. Tanda mim ( م
), memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh
berbeda dengan fungsi dan maksudnya;
2. tanda tho ( ﻁ ) adalah tanda Waqaf Mutlaq
dan haruslah berhenti.
3. tanda jim ( ﺝ ) adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini
walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
4. tanda zha ( ﻇ ) bermaksud lebih baik tidak berhenti;
5. tanda sad ( ﺹ ) disebut juga dengan Waqaf
Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa
mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya,
dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad;
6. tanda sad-lam-ya' ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan dari
"Al-washl Awlaa" yang bermakna "wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih
baik", maka dari itu meneruskan
bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik;
7. tanda qaf ( ﻕ ) merupakan singkatan dari
"Qiila alayhil waqf" yang bermakna "telah dinyatakan
boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun
boleh diwaqafkan;
8. tanda sad-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan dari
"Qad yuushalu" yang bermakna "kadang kala boleh diwasalkan", maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan;
9. tanda Qif ( ﻗﻴﻒ ) bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk
berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca
akan meneruskannya tanpa berhenti;
10. tanda sin ( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ) menandakan berhenti
seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti
seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan;
11. tanda Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) bermaksud sama seperti
waqaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ
), namun harus berhenti lebih lama
tanpa mengambil napas;
12. tanda Laa ( ﻻ ) bermaksud "Jangan berhenti!". Tanda ini
muncul kadang-kala pada penghujung mahupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di
pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di
penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak;
13. tanda kaf ( ﻙ ) merupakan singkatan dari
"Kadzaalik" yang bermakna "serupa". Dengan kata
lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul;
14. tanda bertitik tiga ( ... ...) yang
disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq (Terikat). Waqaf ini akan
muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda
tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada
tanda kedua dan sebaliknya.[5]
D. Tujuan
Mempelajari Ilmu Tajwid
Tujuan mempelajari Ilmu Tajwid ialah agar dapat membaca
ayat-ayat Al-Qur’an secara betul (fasih) sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Dengan kata lain, agar dapat memelihara lisan dari
kesalahan-kesalahan ketika membaca Al-Qur’an.[6]
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa tajwid telah dikenal pada masa Rasulullah SAW, karena
pada saat itu masyarakat sudah tahu cara membaca al-Qur’an dengan benar. Jadi
ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau
mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Qur’an maupun bukan. Memakai
Ilmu Tajwid dalam membaca Al-Qur’an hukumnya wajib bagi setiap orang, tidak
bisa diwakili oleh orang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
http://henker17.blogspot.co.id/2012/09/makalah-sejarah-dan-perkembangan-ilmu.html
http://tajwidmu.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-dan-hukum-belajar-ilmu.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tajwid
http://chikmatus.blogspot.co.id/2012/12/macam-macam-mad.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tajwid
https://budihafidz.wordpress.com/2014/01/15/tujuan-dan-hukum-mempelajari-ilmu-tajwid/
No comments:
Post a Comment