MAKALAH
MEDIA INSTRUKSIONAL
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dari Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Linda Septiana,M.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rumusan rumusan tentang apa yang akan dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar yang telah ditentukan, sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
Perlu diyakini bahwa perencanaan pembelajaran tidak semudah menurut pandangan subyektif. Perencanaan pembelajaran harus disusun dengan menggerakkan berbagai komponen proses belajar mengajar karena perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem yang kompleks. Sistem pembelajaran adalah suatu sistem yang perlu ditangani dan dikembangkan dengan cermat dan profesional agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Media instruksional merupakan suatu produk instruksional yang perlu dirancang sebelumnya. Media ini bervariasi mulai dari yang sederhana sampai yang menggunakan peralatan mutakhir, misalnya media berbasis-komputer. Pada penataran program pekerti biasanya diberikan media sederhana, yaitu penggunaan oht/ohp, atau cara-cara penggunaan papan tulis, mungkin black/green board atau white board. Pada penataran program Applied Approach (AA) yang merupakan kelanjutan dari program pekerti diberikan modul Ragam Media (multimedia) termasuk yang berbasis komputer.
Pemilihan media instruksional harus sesuai dengan tujuan instruksional yang dikehendaki, dan tujuan instruksional ini merupakan bagian dari rancangan suatu sistem instruksional yang dinamakan Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP atau Course Outlines) yang selanjutnya dibagi-bagi untuk setiap pertemuan di kelas dalam bentuk Satuan Acara Pengajaran (SAP atau Lesson Plan / Module). Oleh karena itu sebelum kita memasuki pembicaraan tentang media, perlu diadakan review tentang perencanaan sistem instruksional yang sudah disusun dalam bentuk GBPP.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan media instruksional?
2. Bagaimana cara mengembangkan media instruksional?
3. Apa saja prinsip media instruksional?
4. Apa fungsi dari media instruksional?
C. Tujuan.
1. Pembaca dapat mengetahui pengertian media instruksional.
2. Pembaca dapat mengembangkan media instruksional dengan baik setelah mengetahui teorinya.
3. Pembaca dapat mengetahui prinsip dan tujuan media instruksionl.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian media pembelajaran
1.1 Pengertian media
Istilah media itu sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Adapun Umar Hamalik, menyatakan media adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interest antara guru dan anak didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran disekolah.[1]
Menurut Gagne (1970) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk belajar.[2]
Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan pendidikan.
1.2 Pengertian pembelajaran
Pembelajaran berasal dari istilah Bahasa Inggris yaitu “instruction” yang berarti proses interaktif antara guru dan siswa yang berlangsung secara dinamis. Hal ini berbeda dengan istilah “teaching” yang bermakna kegiatan guru mengajar, dalam hal ini hanya guru yang berperan aktif mengajar sedangkan siswa bersifat pasif.
Penggunaan istilah “pembelajaran” sebagai pengganti istilah lama “proses belajar mengajar (PBM)” tidak hanya sekedar merubah istilah melainkan merubah peran guru dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya “mengajar” melainkan “membelajarkan” peserta didik agar mau belajar.
Adapun beberapa pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli adalah:
Munadi (2008, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, hal.7) menyatakan pembelajaran adalah proses komunikasi dalam pendidikan yang terjadi karena ada rencana dan tujuan yang diinginkan.[3]
Punaji & Sihkbuden (2005), pembelajaran adalah suatu proses komunikasi.
Setyo Sari & Sulton (2003), pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh pembelajar atau guru (instrukstur) dengan tujuan untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan mudah. [4]
Setelah mempelajari mengenai pengertian media dan pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
B. Landasan Pemilihan Media Instruksional
a. Landasan psikologis
Landasan psikologis penggunaan media pembelajaran ialah alasan atau rasional mengapa media pembelajaran dipergunakan ditinjau dari kondisi belajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi. Walaupun telah diketahui adanya pandangan yang berbeda tentang belajar dan bagaimana belajar itu terjadi, namun dapat dikatakan bahwa belajar itu adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku oleh adanya pengalaman Perubahan perilaku itu dapat berupa bertambahnya pengetahuan diperolehnya keterampilan atau kecekatan dan berubahnya sikap seseorang yang telah belajar.
pemakaian media dalam pendidikan sangat berkaitan dengan perkembangan psikologi belajar siswa. Pada hakikatnya, tujuan pendidikan, termasuk pengajaran adalah diperolehnya perubahan tingkah laku individu. Perubahan tingkah laku itu wujud dari hasil belajar. Yang terpenting dalam proses belajar siswa dilihat dari psikologis tentunya adanya keinginan atau motivasi dan kebutuhan dari siswa itu sendiri. Selain, keinginan yang kuat, motivasi dalam diri sendiri dan lingkunganya tentu akan menambah semangatpeserta didik, serta dengan adanya kesadaran kebutuhan bahwa pendidikan dalam hidup itu diperlukan.
b. Landasan Sosiologis
Dalam Proses belajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran atau media dan penerima pesan adalah komponen komponen komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada di kurikulum, sumber pesan bisa guru, siswa, orang lain atau penulis buku dan produser media, saluranya adalah media pendidikan dan penerima pesan adalah siswa atau juga guru.
Proses pengoperan dan penerimaan lambang- lambang yang mengandung makna dimaksudkan bahwa makna lambang dalam perjanjian umum, baik oleh pihak pemakai lambang (komunikator) maupun oleh penerima lambang (komunikan), diartikan sama.
c. Landasan Teknologis
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi komunikasi dan informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat untuk selanjutnya berpengaruh terhadap pola komunikasi di masyarakat. Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan pola tradisional, karena cara ini tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
d. Landasan filosofis
Konsep model pendidikan secara filosofis mirip dengan model pendidikan klasikal, yaitu bertumpu pada asumsi bahwa model pendidikan itu hendaknya merupakan suatu bentuk atau contoh utama dari masyarakat yang lebih luas sebagai hasil karya pendidikan. Dengan demikian, maka dalam konteks masyarakat yang lebih luas titik berat penekanannya ditujukan kepada dimensi- dimensi, kecenderungan kecenderungan untuk timbulnya masyarakat teknologi. Dalam kenyatannya, perubahan ke masa datang itu terlalu cepat sehinggan dengan cepat pula mempengaruhi kebudayaan dewasa ini. Perubahan tersebut terjadi karena dipicu oleh kemampuan teknologi modern. Manusia dalam anggapan pendidikan teknologis dipandang sebagai makhluk yang berperilaku lebih kompleks dibandingkan dengan makhluk lainya.
e. Landasan Historis
Yang dimaksud dengan landasan historis media pembelajaran ialah rasional penggunaan media pembelajaran yang ditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam pembelajaran.[5]
C. Macam Macam Media Instruksional
Jenis media belajar dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, peraba, pengecapan, maupun penciuman. Karakteristik media ini merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu.
a. Dilihat dari jenisnya, media dibagi menjadi:
1) Media Auditif
Media auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau tidak mempunyai kelainan dalam pendengaran.
2) Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Adapun media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
3) Media Audio visual
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemmpuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan yang kedua. Media ini dibagi menjadi dua, antara lain:
a) Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti bingkai, suara (sound slide), film rangkai suara, cetak suara.
b) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat, menampilkan unsur suara dangambar yang bergerak seperti film suara dan video-casette.
c. Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi menjadi:
b. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Riva’i media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar dapat menggunakan:
a. Media dua dimensi seperti gambar, foto, grafik, bagan, poster, dan kartun.
b. Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, dan model kerja.
c. Media proyeksi seperti slide, film strip, OHP.
Dari jenis-jenis dan karakteristik media sebagaimana disebutkan diatas, kiranya patut menjadi perhatian dan pertimbangan bagi guru ketika akan memilih dan mempergunakan media dalam pengajaran. Karakteristik media yang mana yang dianggap tepat untuk menunjang pencapaian tujuan pengajaran, itulah media yang seharusnya dipakai.Anderson mengelompokkan media menjadi sepuluh kelompok atau kelas, antara lain
yaitu:
a. Suara saja, contohnya adalah pita audio, piringan audio, radio (tanpa kaset recorder).
b. Bahan cetak termasuk segala jenis bahan cetakan, gambar lukis, dan fotografi,contohnya program cetak.
c. Media (audio print) yaitu kombinasi antara 1 dan 2 tersebut di atas, contohnya adalah buku kerja siswa dan pita atau piringan suara yang dilengkapi dengan bahan cetak dan chart, format dan referensi yang menggunakan pita audio atau piringan audio.
d. Gambar diam yang diproyeksikan, contohnya slide sound, film strip.
e. Gambar gerak tanpa suara (motion visual), contohnya film bisu.
f. AV gerak tanpa suara (audio visual motion), contohnya film bersuara, video.
g. Objek fisik (physical object, contohnya maket, model, benda sesungguhnya.
h. Manusia sumber (human and situational resources), contohnya guru, teman, dan yang lainnya.
i. Komputer, contohnya computer assisted instruction dengan segala macamnya.[6]
D. Fungsi Media Instruksional
Pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami.Menurut Asnawir dan Basyirudin Usman, saat ini media belajar mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru.
b. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi kongkrit).
c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan).
d. Semua indera siswa dapat diaktifkan, kelemahan satu indera dapat diimbangi oleh kekuatan indera lainnya.
e. Lebih manarik perhatian dan minat belajar siswa dalam belajar.
E. Prinsip memilih Media instruksional
Dalam penggunaan media pemebelajaran seorang guru harus mempunyai prinsipprinsip, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Prinsip efektifitas dan efesiensi
Dalam konsep pembelajaran, efektipitas adalah keberhasilan pembelajaran yang di ukur dari tingkat ketecapaian tujuan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Jika semua tujuan pembelajaran telah tercapai maka pembelajaran disebut efektif, sedangkan efesiensi adalah tujuan pencapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan media, waktu dan sumber daya lain seminimal mungkin. Media yang telah memenuhi aspek efektifitas dan efesiensi ini tentunya akan meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Materi yang disampaikan melalui media ini juga akan lebih mudahdiserap siswa.
b. Prinsif relevan
Relevansi ini ada dua macam yaitu relevansi kedalam dan relevansi keluar. Relevansi kedalam adalah pemilihan media pembelajaran yan mempertimbangkan kesesuaian dan sinkronisasi antara tujuan, isi, strategi dan evaluasi materi pembelajaran.
c. Prinsif produktifitas
Produktifitas dalam pembelajaran dapat dipahami pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Jika media yang digunakan bisa menghasilkan dan mencapai target dantujuan pembelajaran lebih bagus dan banyak maka media tersebut dikategorikan media produktif. Dalam memilih media perlu dipertimbangkan prinsi produktifitas . tentunya media yang produktiflah yang seharusnya digunakan guru dalam melakukan pembelajaran. Semakin produktif media yang digunakan maka akan semakin cepat dan tepat tujuan pembelajaran yang terealisasikan.[7]
F. Kriteria Pemilihan Media Instruksional
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media:
a. Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran yang efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
c. Praktis, luwes, dan bertahan. kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang ada, mudan diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih hendaknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana.
d. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan kriteria yang paling utama, tidak akan berarti apa-apa jika guru tidak dapat menggunakan media dalam proses belajar mengajar sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.
e. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan, oleh karena itu sangat dibutuhkan pengelompokan sasaran tersebut.[8]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses pemberian informasi media sangat mempunnyai arti yang sangatlah penting, karana dalam kegiatan tersebut materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menggunakan media sebagai perantara. Sehingga kerumitan bahan atau materi yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media, media juga dapat mewakili apa yang kurang guru mampu ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan bahan keabstrakan dapat dikongritkan dengan kehadiran media.
Dengan demikian siswa mudah untuk mengerti apa yang disampaikan oleh guru. Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaanya tidak sejalan dengan isi dari tujuan informasi yang telah dirumuskan. Karena itu tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan menggunakan media. Media perlu diabaikan mana kala tidak lagi digunakan sebagai alat bantu, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
REFERENSI
Arif S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengantar Pengembang dan Pemanfaatannya,(Jakarta: C. V. Rajawali, 1986).
Setiasih, http://setiasih89.blogspot.com/2012/02/, di akses tanggal 1 April 2014
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada1997.),
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: UsahaNasional, 1994).
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 2007(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), ha
Latifatus Sifa, Landasan Penggunaan Media Pembelajaran,
http://syifajulia.blogspot.com, diakses tanggal 19 Mei 2014
Syaful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: RinekaCipta, 2002).
Syaful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar.
Nana Sudjana dan Ahmad Riva’i, Media Pengajaran (Bandung: CV. Sinar Baru,1990),
[1] Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.P.23.
[2] Arif S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengantar Pengembang dan Pemanfaatannya,(Jakarta: C. V. Rajawali, 1986), hal. 6
[3] Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada1997.), 71
[4] Setiasih, http://setiasih89.blogspot.com/2012/02/
[5] Latifatus Sifa, Landasan Penggunaan Media Pembelajaran,http://syifajulia.blogspot.com,
[6] Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 7-8.
[7] Syaful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar …hal. 140-142.
[8] Nana Sudjana dan Ahmad Riva’i, Media Pengajaran (Bandung: CV. Sinar Baru,1990), hal. 3-4
No comments:
Post a Comment